Rabu, 23 September 2009

KIDUNG SENJA DI BATAS KOTA

KIDUNG SENJA DI BATAS KOTA

Pagi sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Mendung masih menggelayut di kaki langit. Awan hitam menampakkan diri di angkasa.
Seorang gadis muda turun dari angkutan kota. Sambil menghela nafas panjang dia menggumam, “hmm….alangkah segarnya udara di sini…,”. Sambil terus berjalan ia menoleh ke kanan danke kiri,menyeberang jalan melintasi jalan terusan surabaya. Ia memutuskan memasuki kampus UM dengan naik becak, angkutan paling cantik di kampus yang indah ini. Anya melambaikan tangan sambil bekata,”ke A3, pak!”. Setelah mengurus segala sesuatu Anya pergi ke masjid besar UM. Ia melaksanakan shalat dhuhur sambil menanti ashar,”Akhirnya bisa shalat juga…,”. Anya bernafas lega.
Anya adalah gadis muda yang datang dari kota kecil Mojokerto. Ia sengaja berkelana demi menuntut ilmu. Anya telah diterima di sebuah universitas negeri di kota Malang. Tersiar kabar kalau kampus tersebut adalah terbaik se-Asia Tenggara.Anya mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris agar bisa membantu Lembaga Bimbingan Bahasa Inggris milik ayah dan ibunya.
……….
Hari ini adalah hari pertama kuliah setelah libur semester dua minggu. Anya keluar dari kamar dengan wajah riang. Anya bangga bisa diterima di perguruan tinggi pujaannya. Wajahnya terlihat cerah. Ia keluar dari kamar dan menyapa teman-teman barunya. Anya senang bisa mendapatkan tempat kos yang nyaman di jalan jombang. Ia mengambil kamar sendiri agar bisa lebih nyaman buat belajar dan istirahat.
Jam 7.45 Anya berangkat ke kampus, langsung menuju gedung J. Jam pertama ini ada kuliah Reading Comprehention bersama Mrs. Ani. Anya sudah pernah bertemu Mrs.Ani. Beliau orang yang baik. Beliau membantu Anya meregistrasikan mata kuliah yang ia butuhkan.
Anya memasuki ruang kuliah. Ternyata Mrs. Ani sudah ada di dalam. Ia mengangguk dan tersenyum,”Good morning,Mam.”. Mrs. Ani balas menangguk dan tersenyum,”Where have you been. We have been here waiting for you.”.”Oh ya?I am sorry for wasting your time. What is the matter, Mam?” Anya balas bertanya. “ Nothing. We were joking you.”
Tidak terasa kuliah telah berjalan selama 2x35’. Keluar dari ruangan Anya bernafas lega. Akhirnya ia kebingungan menghabiskan sisa waktunya. Kuliah berikutnya masih satu jam lagi. Anya memutuskan pergi ke perpustakaan Fakultas Sastra. Di depan pintu masuk petugas perpustakaan telah menghadangnya. Mereka menyapanya.”Pagi, mbak. Mau kemana?”.”Mau dimari, Pak”, Anya menjawab sambil tertawa. Ia menaruh tas dan buku-buku yang dibawanya di tempat penitipan. Setelah mengisi buku tamu ia masuk ke ruang perpustakaan. Untuk pertama kalinya ia kebingungan. Ia tidak tahu mau membaca buku apa. Ia mengitari semua rak. Sambil membolak-balik beberapa buku, Anya akhirnya mengambil buku Discourse Analysis.
Anya senang membaca buku-buku linguistics. Dari situ ia jadi pintar bicara dan menulis. Dari sekian banyak bidang linguistics, Anya menyukai Discourse Analysis. Di situ ia bisa mempelajari berbagai macam teknik komunikasi. Dari situ ia bisa belajar bagaimana mengajar siswa di kelas. Anya ingin menjadi guru. Suatu saat nanti ia ingin menjadi seperti ibunya. Ibunya adalah seorang guru di Sekolah Dasar.
…………


Hari masih menunjukkan pukul 11.15. Seperti biasa Anya harus pulang ke rumah. Seperti biasa juga Anya harus membantu ibunya mengajar di Lembaga Bimbingan Belajar. Anya mengajar English for Children. Di situ Anya melatih anak-anak usia SD belajar bahasa Inggris. Anya melatih mereka dalam kelompok bermain. Dia harus bisa menumbuhkan motivasi dan keinginan anak-anak dalam berbahasa Inggris.
Setelah tiga jam berada di dalam bus Anya turun dengan nafas lega. Bus yang penuh sesak itu membawa mahasiswa yang ingin pulang kampung. Anya berjalan menuju tempat angkutan kota. Dia naik ke lyn A, 15 menit kemudian Anya telah tiba di rumah.
……….
Hari ini Anya kuliah Extensive Reading. Grandma memberi tugas analisis cerpen berbahasa inggris. Dia harus mencari materi bacaan yang bisa dibahas di depan kelas. Anya menyukai bacaan yang bersifat filsafat. Dari materi seperti itu orang bisa mendapatkan banyak pelajaran. Keluar dari kamar, Anya mandi di kamar mandi. Suasana antrian masih ramai. Anak-anak masih antre di depan kamar mandi, terutama bagi yang kuliah pagi.
Anya segera berangkat ke kampus. Ia hampir terlambat menyesuaikan jadwal pribadinya. Anya pergi ke perpus sastra dan perpus pusat UM. Sudah satu jam Anya hilir mudik di kedua perpus tersebut, tapi tak satu bacaan pun ia dapatkan. Akhirnya Anya pergi ke perpus bastra dan perpus pusat brawijaya. Ia memiliki beberapa kolega di sana yang mempermudah aksesnya di brawijaya.
Anya segera menelpon kolega-koleganya di brawijaya. Mereka mau membantu asal Anya segera mengurus segala urusannya. Mereka memberi jalan termudah masuk UNIBRAW. Anak buah sudah menunggu di tempat tersebut, dan sanggup mengantar Anya ke bastra, mereka jalan menuju ke Fakultas Pertanian UB. Dari situ ia bisa langsung ke perpus pusat dan bastra UB. Anya merasa tenang karena sudah mengurus peijinan melalui petugas yang berwenang. Ia melenggang dengan tenang. Ia berpapasan dengan mahasiswa Tanah, THP, dan lain-lain.
Jam 9.15 Anya sudah ada di perpus pusat Brawijaya. Ia mendesah tapi gembira karena perpus sudah dibuka oleh petugas perpus. Ia langsung menuju rak buku-buku sastra. Anya mencomot beberapa buah buku sastra. Anya berjalan menuju bangku paling berlakang sejajar di tempat parkir.Ia berusaha konsentrasi membaca buku di tangannya. Anya harus mendapatkan tiga cerita yang harus dianalisis. Anya terlihat tekun membaca beberapa short stories. Setelah berkonsentrasi selama 1 jam, Anya memilih satu kumpulan cerpen bahasa inggris. Ia lega sudah bisa menyelesaikan satu tugas penting.
Setelah selesai dengan satu tugas pentingnya Anya harus mencari satu buku bagaimana cara menganalisis cerpen. Ia berjalan menuju kotak katalog. Anya memutuskan meminjam buku Analisis Konstruksi. Buku tersebut berisi tentbang metode-metode analisis cerpen. Ia berjalan menuju rak buku analisis. Ia mengambil buku Analisis Konstruksi setelah mencari selama lima menit. Anya ingin secepatnya ke café karena sudah merasa lapar. Saat membalikkan badan tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang cowok.Buku-buku mereka jatuh berserakan di lantai. Mereka saling menunduk hingga berbenturan kepala. Akhirnya cowok itu meraup semua buku yang ada di lantai. Ia menyerahkan buku-buku Anya sambil tersenyum dan berkata,”Maaf ya,”. “Iya, tidak apa-apa.” Balas Anya. Mereka akhirnya berkenalan, “Kamu dari mana? Aku kuliah di FEUB jurusan Akuntansi. “ aku Arie. “ Aku Anya dari Pendidikan Bahasa Inggris UM…IKIP Malang.”. Mereka berjalan berdampingan sambil membawa buku-buku tersebut ke tempat peminjaman.
Anya sudah selesai mengurus peminjaman buku. Ia harus mengurus peminjaman lebih rumit karena ia bukan mahasiswa UB. Tapi Arie dengan setia menemaninya. Anya berjalan beriringan bersama Arie tanpa sepatah katapun. Akhirnya suara Arie memecah kesunyian, “Kamu tinggal dimana? Boleh aku minta alamat dan no telpmu?”. Anya mengangguk. Ia menuliskan alamat dan no telp di selembar kertas dan menyerahkan ke Arie. Anya berkata, “ Kita pisah disini saja ya. Aku janjian sama teman di café.”. “ Ok. Besok aku datang ke rumahmu.”. Mereka akhirnya berpisah.
Hari ini Anya kuliah jam 5-6. Ia mengambil mata kuliah Instructional Media. Anya mengambil kelasnya Mami,bu Kasiyani Kasbollah. Di mata kuliah ini mereka menyusun dan menyiapkan materi, bab-bab, dan media ajar yang bisa ditampilkan di depan kelas, dihadapan siswa. Pada setiap pertemuan mahas iswa harus menyiapkan semua itu. Anya menyukai mata kuliah ini. Di sini ia bisa memberikan inovasi yang diinginkannya. Dari pertemuan ini Anya dapat tugas membuat media pe mbelajaran Tentang family buat English for Children.
Selesai kuliah Anya kembali ke kos. Ia harus bersiap-siap karena Arie akan datang. Jam 16.00 Anya sudah mandi. Waktu masih lama. Ia masih bisa bersantai sejenak. Anya masih bisa meluangkan waktu dengan membaca buku sambil nonton tv. Ia ada di ruang tv bersama teman-teman. Teman-teman Anya sudah tahu kalau ia sedang menungu seseorang.Anya anak yang baik. Ia suka membantu teman-temannya yang kesusahan. Ia disukai oleh teman-temannya karena baik hati.
Jam 18.00 lepas maghrib Anya pergi ke swalayan dekat rumah. Ia mencari-carikan sesuatu yang kira-kira disukai Arie. Akhirnya ia mengambil satu pack kue monde, sebungkus kacang, dua fanta kaleng, dan sebungkus pizza untuk teman-temannya. Jam 20.00 WIB Arie sudah tiba di kos Anya. Ia dipersilahkan menunggu di ruang tamu. Sementara di dalam Anya berdandan dengan dibantu teman-temannya. Setelah lima menit berlalu, Anya keluar menemui Arie. “Assalamu’alaikum”, kata Anya. “Wa’alaikum salam”, balas Arie. “ maaf, ya. Lama nunggunya.”. “ ga pa-pa. Aku sudah biasa nunggu lama,”, Arie melirik Anya. “ Emang nunggu siapa?” Anya bertanya lagi. “ Biasa….nunggu dosen kalo lagi kuliah,” Arie berusaha menahan tawa.
Pada awalnya pembicaraan mereka berlangsung kaku.Tapi Arie sudah tahu sifat Anya. Ia berusaha memecah kekakuan itu. Anya seorang yang kaku. Ia tidak mau membuka diri ke Orang lain. Sementara Arie seorang yang cerdas. Ia berusaha mengorek kepribadian Anya. Setelah 20 menit berlalu, kekakuan mulai mencair. Ternyata Anya suka bercanda. Mereka ngobrol selama 30 menit. Akhirnya jam 21.00 Arie. Anya mengantar Arie sampai ke pintu pagar. Di pintu pagar mereka ngobrol lama seolah-olah tidk ingin dipisahkan. Teman-teman Anya mengintip dari balik korden ruang tamu. Mereka menyuiti bergantian. Karena malu, akhirnya Arie pamit pulang. Dari balik jendela terlihat Arie mencium kening Anya.

Nanti sore Arie bermaksud datang ke kos Anya. Ia ingin mengutarakan isi hatinya sambil melamar. Arie berusaha mempersiapkan diri untuk melamar Anya. Pukul 15.30 WIB Arie telah tiba di tempat kos Anya. Saat ia datang, Anya sedang menyiram tanaman sambil bernyanyi gembira. Bibirnya tersenyum bahagia. Ia terlihat begitu bahagia saat melihat Arie datang. Anya masuk ke dalam untuk berganti pakaian.

10 menit kemudian Anya keluar dari kamar dengan wajah segar. Ia menyalami Arie dengan ta’zim. Arie tersenyum senang. Dalam hati ia berkata,” Sudah saatnya…….”. Arie menarik kursi supaya bisa duduk berhadapan dengan Anya. Arie memegang tagan Anya,” Aku mau bilang sesuatu ke kamu…tapi kamu jangan kaget. Aku cinta sama kamu. Aku jatuh cinta sama kamu. Kamu mau jadi istriku? Aku mau lamar kamu……,”

Anya tertunduk malu. Ia sedikit mengangkat wajahnya sambil menjawab, “Ya….aku mau.”
Arie terseyum lega. Ia merangkul pundak Anya dan mencium pipinya dengan sepenuh jiwa. Arie berkata sambil menguyap rambutAnya,“Kalau begitu besok kita ke rumah orang tuamu.” Anya menganguk. Arie dan Anya merasa bahagia. Kidung senja mengalun di hati mereka. Kidung senja di batas kota yang mempertemukan pemuda Yogyakarta dan dara Mojokerto dalam kenikmatan cinta.
……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar